Sabtu, 15 Maret 2014

Korban Perkelahian yang Mengganggu

       Angin pagi menusuk tulang-tulangku. Serasa berdiri dilapisan es, udara pegunungan pagi itu sangatlah dingin. Sungguh enak rasanya suasana seperti ini. Namun ada sesuatu yang menggangguku. Kubalikan tubuhku menghadap ke Dapur, sesuatu yang menyengat menusuk-nusuk hidungku. Kulihat Ibu merasakan hal yang sama.
          “Udara sedingin ini memang sehat, tapi bau aneh ini terasa tidak sehat.” Kata Ibu.
          “Iya, bu. Bau apa sih ini?” kataku. “Mungkin saja Ibu lupa membuang sampah kita.”
          “Hussh... apa kamu tidak lihat kemarin sore Ibu membuang sampah? Kalau tidak salah kamu kan sedang asyik hujan-hujanan waktu ibu membuang sampahnya ke selokan.” Kata Ibuku sedikit bercanda.
          “Ah Ibu.. Aku kan cuma mengambil sebelah sandalku di halaman, bu!” kataku.
          “Ya sudah. Kamu coba cek ke dapur sana, biar Ibu cek ke Kamar Mandi. Ibu rasa baunya bersumber dari sana.” Katanya lagi.
          Segera kulangkahkan kaki ini menuju dapur. Semakin menyengat rasanya bau ini.
          “Bu, sepertinya sumber bau ini berasal dari kolong meja ini deh bu!” Kataku tak lama kemudian.
         “Mana-mana?” Ibuku seakan terburu-buru ingin melihatnya. “ih.. bau sekali!” katanya.
          “Itu seperti bangkai bu, apa iya?” tanyaku.
          “Aw.. iya. Ambil sapu cepat! Ini bangkai Tikus, cuma tersisa kepalanya saja. Pasti ini habis dimakan kucing!” Kata Ibuku.
          “Ini Bu, sapunya.” Kataku sambil menyodorkan sapu.
          Ibu segera membuangnya ke belakang. Agak payah juga sih, udara segar menyehatkan terganggu bangkai tikus korban perkelahiannya dengan kucing. Tapi tak apalah, aku kembali ke halaman rumah dan melanjutkan untuk menikmati udara segar.

          Selasa, 31 Desember 2013

Wahyudin.

0 komentar:

Posting Komentar